Cari Blog Ini

Jumat, 23 Agustus 2019


TANDA BACA PADA KEYBOARD


Menurut “PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN” terdapat 15 tanda baca yang diatur antara lain:
1.      Tanda Titik (.)
2.      Tanda Koma (,)
3.      Tanda Titik Dua (:)
4.      Tanda Titik Koma (;)
5.      Tanda Tanya (?)
6.      Tanda Seru (!)
7.      Tanda Hubung (-)
8.      Tanda Pisah (—)
9.      Tanda Garis Miring (/)
1.      Tanda Kurung ((...))
1.      Tanda Kurung Siku ([...])
1.      Tanda Elipsis (...)
1.      Tanda Petik (‘...’)
1.       Tanda Kutip (“...”)
1.      Tanda Apostrof (‘)

Beberapa diantara tanda baca diatas dapat dibuat menggunakan tanda-tanda yang sama pada keyboard, tergantung dari penyusunan kata dan kalimat yang digunakan.
Misalnya, tanda petik tunggal jika hanya berada di depan sebuah kata dan kata tersebut dihilangkan sebagian huruf didepannya maka akan menjadi “Tanda Apostrof”. Namun jika tanda petik tunggal digunakan di awal dan akhir suatu kalimat atau kata, maka akan menjadi tanda petik untuk mengapit istilah atau mengapit makna kata.
Untuk tanda pisah (), saya tidak dapat menemukannya pada keyboard.


Pengidentifikasian Tanda Baca yang Terdapat Pada Keyboard

1.      Tanda Titik (.)
Tanda baca yang satu ini hampir selalu bisa dijumpai dalam sebuah kalimat. Menjadi penanda akhir dari rangkaian kata, tanda titik lazim diletakkan di akhir sebuah kalimat. Namun, ada juga beberapa penulisan dan pemakaian tanda baca titik (.) lainnya yaitu:
a.       Dipakai untuk mengakhiri singkatan yang belum resmi. Sebagai contoh, tanda ini ditaruh setelah yang merupakan singkatan yang terhormat, hlm. yang merupakan singkatan dari halaman, ataupun a.n. yang merupakan singkatan dari atas nama.
b.      Tanda titik (.) tidak dipakai pada judul ataupun keterangan pengirim maupun tujuan pada surat.
c.       Dipakai untuk membatasi singkatan pada gelar sarjana dengan bidang yang diambilnya, contohnya S.Pd yang merupakan sarjana pendidikan, S.E yang merupakan sarjana ekonomi, maupun S.Hum yang merupakan singkatan dari sarjana humaniora.
d.      Dipakai untuk mengakhiri angka ataupun huruf pada bentuk laporan ataupun tabel.
e.       Dipakai dalam daftar pustaka sebagai pembatas antara keterangan yang satu dengan yang lain.
Contoh: Knight, John. 2001. Wanita Ciptaan Ajaib. Bandung: Indonesia Publishing House.
f.       Dipakai sebagai pembatas untuk angka atau bilangan ribuan ataupun kelipatannya dan dipakai pada pembatas jam dan menit dalam hitungan waktu.
Contoh: Saat ini, jumlah penduduk Jakarta hampir menembus 11.000.000 jiwa.

2.      Tanda Tanya (?)
Tidak terlalu sulit memakai dan meletakkan tanda baca yang satu ini dalam kalimat. Berfungsi sebagai penunjuk kalimat tanya, tanda tanya kerap menggantikan posisi tanda titik (.) di akhir kalimat. Hanya saja, jika (.) lebih mengarah pada kalimat pernyataan, tanda tanya (?) cenderung mengarah pada  kalimat yang bersifat pertanyaan.

3.      Tanda Seru (!)
Tanda baca yang satu ini membentuk sebuah kalimat menjadi bersifat perintah atau seruan. Akan tetapi, penggunaan tanda seru (1) juga biasa berfungsi untuk menegaskan, mengajak, atau memengaruhi seseorang.

4.      Tanda Koma (,)
Ada beberapa fungsi dari tanda koma (,) yang cenderung ditemukan dalam percakapan ataupun kalimat sehari-hari.
Berikut ini adalah pemakaian dan penulisan tanda koma (,) yang tepat dalam bahasa Indonesia.
a.       Menjadi pemerinci dalam sebuah kalimat yang memiliki subjek, objek, maupun keterangan yang lebih dari dua. Pemakaiannya selalu berada di akhir kata yang dirincikan. Khusus pada kata terakhir, pastikan (,) berada sebelum dan maupun atau yang menjadi kata hubung.
Contoh: Ibu membeli ayam, telur, sayuran, dan bumbu dapur di pasar.
b.      Menjadi pemisah antara anak kalimat yang letaknya berada mendahului induk kalimat.
Contoh: Karena hujan lebat dan tidak membawa payung, Rina menjadi telat pulang ke rumah.
c.       Menjadi pemisah antara petikan kalimat langsung dengan kalimat utama. Jika petikannya berada belakang pengujar, tanda koma (,) diletakkan sebelum petikan langsung. Namun, jika petikan kalimat langsungnya mendahului pengujar, tanda koma (,) diletakkan di akhir petikan, sebelum tanda kutip (“).
Contoh: Melihat Andy tiba di rumah dengan kondisi basah kuyub, ibu lantas berkata,“Kamu pasti tidak bawa payung.”
“Kamu pasti tidak bawa payung,” kata ibu saat melihat Andy tiba di rumah dengan kondisi basah kuyub.
d.      Menjadi pemisah antara nama dengan gelar.
Contoh: Akhirnya, ia berhasil menjadi sarjana dan kini ia bergelar Ayuningtias, S.E.
e.       Menjadi pemisah nama pengarang yang dibalik pada daftar pustaka.
Contoh: Christian, Diego. 2016. Kepada Gema. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
f.       Menjadi pembatas antara satu keterangan dengan keterangan lain yang ada di catatan kaki.
Contoh: Sutan Takdir Alisjahbana, Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka Rakyat, 150), hlm. 20.
g.      Mengapit keterangan tambahan di dalam kalimat.
Contoh: Pria yang hampir berusia 80 tahun tersebut, Pak Kusnan, rutin berjalan pagi keliling kompleks tiap harinya.

5.      Tanda Titik Dua (:)
Meskipun jarang ditemui pada kalimat sehari-hari, kenyataannya tanda baca yang satu ini masih penting digunakan dalam beberapa tipe tulisan, seperti berikut ini.
a.       Dipakai untuk membatasi antara sebuah keterangan dengan rinciannya.
Contoh: Menjelang tahun ajaran baru, ibu sibuk membelikan kamu perlengkapan sekolah: seragam, sepatu, peralatan tulis, juga tas.
b.      Dipakai dalam dialog pada naskah drama yang membatasi antara pengujar dan kalimat yang diucapkan.
c.       Dipakai sebagai batas antara penerbit dengan kota penerbit dalam daftar pustaka.
d.      Dipakai sebagai pembatas keterangan dalam tulisan yang bersifat laporan.
Contoh:
Nama                                   :
Tempat Tangga lahir        :
Alamat                                 :


6.      Tanda Titik Koma (;)
Pada dasarnya, tanda baca yang satu ini bersifat hampir sama dengan tanda koma (,) di dalam kalimat. Namun, titik koma (;) baru digunakan jika ada dua penempatan tanda koma (,) yang salah satunya bersifat lebih tinggi daripada yang lain. Contohnya pada kalimat majemuk yang memiliki rincian di dalamnya.
Contoh: Sebelum pergi berlibur; aku sudah menyiapkan berbagai perlengkapan yang dibutuhkan, mulai dari pakaian, tiket hotel, kamera, sampai peralatan mandi.

7.      Tanda Hubung (-)
Tanda baca yang satu ini juga termasuk yang sering dijumpai penggunaannya dalam kalimat sehari-hari. Berikut ini adalah kondisi-kondisi yang membaut tanda hubung harus dicantumkan dalam sebuah kalimat.
a.       Dipakai sebagai penghubung antara kata-kata yang mengalami pengulangan.
Contoh: Anak-anak bermain di taman hingga menjelang senja.
b.      Dipakai sebagai penghubung antara imbuhan Indonesia dengan kata asing.
Contoh: Riasan wajahnya begitu rapi karena di-make up langsung oleh perias profesional.

8.      Tanda Petik (‘…’)
Ada dua pemakaian tanda petik yang penting dalam kalimat di bahasa Indonesia, seperti berikut ini.
a.       Dipakai mengapit istilah yang maknanya bersifat konotatif atau tidak sebenarnya.
b.      Dipakai untuk mengapit makna kata yang memang dicantumkan dalam kalimat.





9.      Tanda Kutip (“…”)
Tanda baca yang satu ini sebenarnya adalah penggunaan ganda dari tanda petik. Hanya saja, fungsinya jauh berbeda dari tanda petik.
Beberapa pemakaian tanda kutip (“…”) yang tepat kalimat di bahasa Indonesia adalah sebagai berikut.
a.       Dipakai untuk mengapit judul rubrik, judul makalah, bab buku, atau judul karangan lain yang berlum diterbitkan.
Contoh: Skripsinya berjudul “Analisis Perbandingan Dongeng-dongeng Nusantara dengan Cerita Rakyat dari Negara Lain”.
b.      Dipakai sebagai pengapit kalimat langsung.
Contoh: Pak RT menyampaikan, “Mulai bulan depan, besar iuran kebersihan akan ditingkatkan menjadi dua kali lipat daripada semulai.”

10.  Tanda Garis Miring (/)
Sering dianggap sebagai tanda baca yang kurang formal, sebenarnya garis miring (/) punya peran penting dalam persuratan, yaitu menjadi pembatas dalam nomor surat. Selain itu, pada dasarnya fungsi tanda baca ini adalah menggantikan kata tiap.

11.  Tanda Kurung (( ))
Tanda kurung adalah tanda baca yang digunakan secara berpasangan (kurung buka dan kurung tutup) untuk memisahkan atau menyisipkan teks ke dalam teks lain.
Ada empat jenis tanda kurung, yaitu
a.       tanda kurung/kurung lengkung (round brackets): ( )
b.      tanda kurung siku/kurung tegak (square brackets): [ ]
c.       tanda kurung kurawal (curly brackets): { }
d.      tanda kurung sudut (angle brackets):  < >
Dalam bahasa Indonesia, istilah tanda kurung saja merujuk pada tanda kurung lengkung. Dalam bahasa Inggris, istilah bracket umumnya merujuk kepada keempat jenis tanda kurung tersebut, meskipun di Amerika Serikat, istilah bracket secara spesifik digunakan untuk tanda kurung siku.
Menurut pedoman EYD, tanda kurung (lengkung) digunakan untuk:
a.       Mengapit keterangan atau penjelasan.
Contoh: Bagian Perencanaan sudah selesai menyusun DIK (Daftar Isian Kegiatan) kantor itu.
b.      Mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan.
Contoh: Sajak Tranggono yang berjudul "Ubud" (nama tempat yang terkenal di Bali) ditulis pada tahun 1962.
c.       Mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan. Contoh: Pejalan kaki itu berasal dari (kota) Surabaya.
d.      Mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.
Contoh: Faktor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b) tenaga kerja, dan (c) modal.

Sedangkan tanda kurung siku digunakan untuk:
a.       Mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli.
Contoh: Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.

b.      Mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.
Contoh: Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat halaman 35-38]) perlu dibentangkan di sini.

Penggunaan tanda kurung kurawal (disebut juga tanda kurung besar atau akolade) dan tanda kurung sudut (kadang disebut juga tanda kurung lancip atau tanda kurung bersudut) tidak diatur dalam pedoman EYD.

12.  Tanda Elipsis (...)
Tanda elipsis (bahasa Yunani: ἔλλειψις, élleipsis, "penghilangan") adalah tanda baca yang biasanya menandai penghilangan sengaja suatu kataatau frasa dari teks aslinya. Tanda ini dapat menunjukkan jeda pada pembicaraan, pikiran yang belum selesai, atau, pada akhir kalimat, penurunan volume menuju kesenyapan (aposiopesis). Simbol untuk tanda elipsis adalah rangkaian tiga tanda titik (...) atau suatu glif yang berupa tiga bintik (…).
Menurut EYD, tanda elipsis:
a.       Dipakai dalam kalimat yang terputus-putus.
Contoh: Kalau begitu ... ya, marilah kita bergerak.
b.      Menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan.
Contoh: Sebab-sebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.

13.  Tanda Penyingkat atau Apostrof (‘)
Tanda penyingkat atau apostrof adalah tanda baca pada bahasa yang menggunakan alfabet Latin atau alfabet tertentu lainnya. Menurut Oxford English Dictionary, kata apostrof berasal dari bahasa Yunani ἡ ἀπόστροφος [προσῳδία] (hē apóstrophos [prosōidía], "peniadaan bunyi dalam ucapan"). Tanda ini mirip dengan penutup tanda petik tunggal dan juga dengan simbol prima, meskipun memiliki fungsi yang berbeda. Menurut pedoman EYD, tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun. Misalnya:
Ali 'kan kusurati. ('kan = akan)
Malam 'lah tiba. ('lah = telah)
1 Januari '88 ('88 = 1988)
Pengidentifikasian Tanda untuk Keperluan Lain yang Terdapat pada Keyboard

1.      Tanda Et (@)
Tanda et (@), juga disebut a keong, ampersat, apetail, arroba, atmark, simbol et, et komersial atau ekor monyet, secara resmi merupakan singkatan untuk akuntansi dan istilah faktur komersial "pada penilaian" (misalnya, 7 widget @ $ 2 = $ 14). Dalam tahun-tahun belakangan ini maknanya telah berubah juga berarti "at" (baca: et—di, pada), terutama dalam alamat surel. Semakin hari, @ juga telah digunakan sebagai awalan untuk nama pengguna (misalnya @ namapengguna) di situs sosial, hanya sebagai tambahan teks untuk mengarahkan perhatian mereka atau menunjukkan atribusi / link, di forum-forum dan sebagainya; atau digunakan agar parser situs akan mendeteksi dan memberitahu orang yang menggunakan bahwa nama pengguna referensi, seperti di Twitter dan Facebook (meskipun deskripsi itu kini secara otomatis mendeteksi nama pengguna tanpa simbol tersebut).

2.      Tanda Garis Miring Terbalik (\)
Tanda garis miring terbalik (\) adalah tanda tipografi (mesin terbang) yang digunakan terutama dalam komputasi dan merupakan cerminan dari umum slash (/). Dalam Unicode, karakter ini disandikan U + c 005 \ REVERSE SOLIDUS (HTML \).
Tanda ini digunakan untuk:
a.       Bahasa komputer
Sering dikenal dengan istilah hack, whack, escape (dari C/UNIX), reverse slash, slosh, downwhack, backslant, downhill, backwhack, dan kadang kala juga, bash, reverse slant, serta reversed virgule.[1][2] In Unicode, it is encoded at U+005C \ reverse solidus (HTML: &#92;).



b.      Referensi
Contoh:
^ Macquarie Dictionary (3rd edition)
^ Raymond, Eric S. "ASCII".

3.      Tanda Persen (%)
Dalam matematika, persentase atau perseratus adalah adalah sebuah angka atau perbandingan (rasio) untuk menyatakan pecahan dari seratus. Persentase sering ditunjukkan dengan simbol "%". Persentase juga digunakan meskipun bukan unsur ratusan. Bilangan itu kemudian diskalakan agar dapat dibandingkan dengan seratus. Sebagai contoh, 4 orang dosen sedang mengawas ujian di kampus, 3 dari mereka tak berkacamata, dan 1 orang berkacamata. Persentase dosen tak berkacamata adalah 3 dari 4 = 3/4 = 75/100 = 75%, sementara dosen berkacamata adalah 1 dari 4 = 1/4 = 25/100.
a.       Sejarah
Dahulu pada saat zaman Romawi Kuno, jauh sebelum munculnya sistem desimal yang memungkinkan menuliskan angka dengan ada angka di belakang koma, perhitungan untuk angka-angka tertentu sering di buat dalam fraksi-fraksi kelipatan 1/100. Di zaman romawi kuno dikenal adanya pajak lelang yang dihitung sebesar 1/100 dari nilai lelang yang dikenal dengan nama centesima rerum venalium. Perhitungan ini mirip dengan istilah persen yang kita kenal pada komputasi modern. Pada abad-abad berikutnya, istilah pembagi 1/100 ini kemudian sering digunkan dalam berbagai penghitungan. Ia digunakan untuk mencari bagian dari sebuah bagian besar. Di akhir abad ke-15 persen sudah umum digunakan pada berbagai laporan seperti laporan laba rugi, suku bunga, penjualan, dan lain-lain. Pada abad ini pula penulisan persen mengalami perubahan. Dulu dituliskan dengan kata "percento" kemudian kata "per" digantikan oleh tanda miring "/" dan cento digantikan oleh dua tanda nol (0) yang kemudian kita kenal luas simbolnya persen sebagai "%".
b.      Penggunaan
Persentase amat berguna karena orang dapat membandingkan hal yang tidak sama angkanya. Sebagai contoh, nilai ujian sering menggunakan persentase, sehingga orang dapat membandingkan nilai tersebut meskipun jumlah pertanyaannya berbeda.

4.      Tanda Gelombang atau Tilde (~)
Tilde (˜ atau ~) adalah suatu grafem dengan beberapa fungsi. Namanya berasal dari bahasa Latin titulus yang berarti suatu judul atau tulisan di bagian luar sesuatu. Simbol ini awalnya digunakan di atas suatu huruf sebagai sebagai tanda pemendekan. Tilde kemudian mendapat beberapa fungsi lain sebagai tanda diakritik atau satu huruf sendiri. Sebagai suatu huruf sendiri (terutama dalam leksikografi), tilde digunakan pada kamusuntuk menggantikan sublema yang terdapat dalam deskripsi kamus atau dalam contoh penggunaannya.

5.      Tanda-Bunyi Topi atau Sirkumfleks (^)
Tanda-bunyi topi atau sirkumfleks ( ˆ ) (sering salah disebut dengan istilah caret atau pangkat yang bentuknya mirip - ^) juga disebut dengan "topi", adalah sebuah tanda diakritik yang digunakan dalam bahasa-bahasa KroasiaPrancisFrisia BaratEsperantoNorwegiaRomaniaSlowakiaVietnamRomajiWelshPortugisItaliaAfrikaansTurkibahasa Persia yang diromansasi, dan beberapa bahasa lainnya.
Istilah ini berasal dari bahasa Latin circumflexus (melengkung)—terjemahan dari bahasa Yunani περισπωμένη (perispomeni).
6.      Tanda-Sama Dengan (=)
Ditemukan oleh ahli matematika Inggris Robert Recorde pada 1557, dengan pemikiran seperti ini (dalam bahasa Inggris kuno) “I will settle as I doe often in woorke use, a paire of paralleles, or Gmowe [i.e., twin] lines of one length, thus : , bicause noe 2 thynges, can be more equalle.” atau terjemahannya: “Aku akan menggunakan tanda ini seperti biasanya, sepasang garis sejajar, atau kembar dengan panjang yang sama, karena tidak ada dua hal lagi yang bisa lebih sama dengan dua garis sejajar ini.” Tanda sama dengan asli temuan Robert setidaknya 5 kali lebih panjang dari yang kita kenal sekarang.

7.      Tanda Ampersand (&)
Simbol ini adalah bentuk stilir dari “et” dalam bahasa Latin yang berarti “Dan.” Tanda ini ditemukan oleh Marcus Tullius Tiro, seorang penulis dari abad pertama di Roma. Nama Ampersand baru diberikan setelah 17 abad kemudian. Pada awal 1800-an, murid sekolah belajar simbol ini sebagai huruf ke 27 setelah Z, tapi masih tanpa mana. Jadi di awal 1800-an ini mereka belaar ABC dengan “and per se, and” yang berarti “&” dan kemudian karena saking cepatnya dibaca, akhirnya menjadi “ampersand”

8.      Tanda Pagar (#)
Nama aneh untuk tanda penomoran ini datang dari kata “Thorpe”, kata dalam bahasa Normandia Kuno untuk desa atau tanah pertanian yang sering ditemui dalam bahasa Inggris untuk nama tempat. AWalnya digunakan untuk pembuatan peta, yang berarti desa yang di kelilingi delapan pertanian. Karena delapan (octa) dan pertanian (thorpe), maka muncul nama ini, Octothorp

9.      Tanda Dollar ($)
Pemerintah Amerika baru menerbitkan uang mereka sendiri pada 1794, dan pada waktu itu masih menggunakan mata uang dunia lama – peso – atau Dollar Spanyol. Koin 1 Dollar Amerika pertama persis sekali seperti uang Peso Spanyol, baik berat maupun nilainya, jadi mereka mengambil singkatan yang sama: Ps. Makin lama perkembangannya, huruf P ditulis menimpa S, dan kemudian mulai lingkaran diatas P tadi dibuang, jadi hanya huruf S yang ditimpa dengan garis vertikal.
10.  Tanda-Garis Bawah (_)
Garis bawah (bahasa Inggris: underscore atau bahasa Inggris: underline) adalah karakter yang awalnya ada dalam mesin ketik dan bertujuan memberi garis yang berada di bawah teks tulisan. Biasanya dalam Microsoft Word huruf U dengan garis di bawahnya. Teks yang bergaris bawah menandakan bahwa teks tersebut mempunyai arti penting dari teks normal yang lain.
Nilai ASCII dari karakter ini adalah 95. Dalam papan ketik standar, tombol ini berada di sebelah angka 0.
Fungsi
Garis bawah memiliki fungsi hampir sama seperti cetak tebal dan miring, ketika teknologi komputer belum sepesat sekarang. Seperti kita ketahui, mesin ketik generasi tua belum ada fasilitas cetak tebal dan miring.
Serangkaian underscore (seperti [ __________ ]) biasanya digunakan untuk memberi tempat kosong yang akan diisi dalam sebuah formulir.

11.  Tanda Garis Vertikal (|)
Tanda garis vertikal ini adalah lambang komputer yang sering digunakan dengan berbagai fungsi dalam matematika, komputasi dan tipografi.
a.       Dalam matematika contohnya digunakan untuk menyatakan nilai mutlak yaitu |x| dan untuk menyatakan determinan |A|.
b.      Dalam komputasi digunakan untuk menyatakan mekanisme komunikasi dalam proses input-output komputer, misalnya grep -i 'blair' filename.log | more

12.  Tanda Tambah (+)
Tanda tambah digunakan dalam matematika untuk persamaan penjumlahan.

13.  Tanda Kurang (-)
Tanda Kurang digunakan dalam matematika untuk persamaan penjumlahan.

14.  Tanda Bagi ((:) atau (/))
Tanda Bagi digunakan dalam matematika untuk persamaan pembagian.

15.  Tanda Bintang (*)
Tanda Bintang digunakan untuk menunjukkan catatan atau keterangan.
Contoh:
Dapatkan gelas gratis*
*syarat dan ketentuan berlaku




Tidak ada komentar:

Posting Komentar