TANDA BACA PADA KEYBOARD
Menurut
“PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 46 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA YANG
DISEMPURNAKAN” terdapat 15 tanda baca yang diatur antara lain:
1.
Tanda Titik (.)
2.
Tanda Koma (,)
3.
Tanda Titik Dua (:)
4.
Tanda Titik Koma (;)
5.
Tanda Tanya (?)
6.
Tanda Seru (!)
7.
Tanda Hubung (-)
8.
Tanda Pisah (—)
9.
Tanda Garis Miring (/)
1. Tanda Kurung ((...))
1. Tanda Kurung Siku ([...])
1. Tanda Elipsis (...)
1. Tanda Petik (‘...’)
1. Tanda Kutip (“...”)
1. Tanda Apostrof (‘)
Beberapa
diantara tanda baca diatas dapat dibuat menggunakan tanda-tanda yang sama pada
keyboard, tergantung dari penyusunan kata dan kalimat yang digunakan.
Misalnya,
tanda petik tunggal jika hanya berada di depan sebuah kata dan kata tersebut
dihilangkan sebagian huruf didepannya maka akan menjadi “Tanda Apostrof”. Namun
jika tanda petik tunggal digunakan di awal dan akhir suatu kalimat atau kata,
maka akan menjadi tanda petik untuk mengapit istilah atau mengapit makna kata.
Untuk
tanda pisah (—), saya tidak dapat
menemukannya pada keyboard.
Pengidentifikasian
Tanda Baca yang Terdapat Pada Keyboard
1.
Tanda
Titik (.)
Tanda baca yang satu ini
hampir selalu bisa dijumpai dalam sebuah kalimat. Menjadi penanda akhir dari
rangkaian kata, tanda titik lazim diletakkan di akhir sebuah kalimat. Namun,
ada juga beberapa penulisan dan pemakaian tanda baca titik (.) lainnya yaitu:
a. Dipakai
untuk mengakhiri singkatan yang belum resmi. Sebagai contoh, tanda ini ditaruh
setelah yang merupakan singkatan yang terhormat, hlm. yang
merupakan singkatan dari halaman, ataupun a.n. yang merupakan
singkatan dari atas nama.
b. Tanda
titik (.) tidak dipakai pada judul ataupun keterangan pengirim maupun tujuan
pada surat.
c. Dipakai
untuk membatasi singkatan pada gelar sarjana dengan bidang yang diambilnya,
contohnya S.Pd yang merupakan sarjana pendidikan, S.E yang
merupakan sarjana ekonomi, maupun S.Hum yang merupakan singkatan
dari sarjana humaniora.
d. Dipakai
untuk mengakhiri angka ataupun huruf pada bentuk laporan ataupun tabel.
Contoh: Knight,
John. 2001. Wanita Ciptaan Ajaib. Bandung: Indonesia Publishing
House.
f. Dipakai
sebagai pembatas untuk angka atau bilangan ribuan ataupun kelipatannya dan
dipakai pada pembatas jam dan menit dalam hitungan waktu.
Contoh: Saat
ini, jumlah penduduk Jakarta hampir menembus 11.000.000 jiwa.
2.
Tanda
Tanya (?)
Tidak terlalu sulit memakai dan meletakkan tanda baca
yang satu ini dalam kalimat. Berfungsi sebagai penunjuk kalimat tanya, tanda
tanya kerap menggantikan posisi tanda titik (.) di akhir kalimat. Hanya saja,
jika (.) lebih mengarah pada kalimat pernyataan, tanda tanya (?) cenderung
mengarah pada kalimat yang bersifat pertanyaan.
3.
Tanda
Seru (!)
Tanda baca yang satu ini membentuk sebuah kalimat
menjadi bersifat perintah atau seruan. Akan tetapi, penggunaan tanda seru (1)
juga biasa berfungsi untuk menegaskan, mengajak, atau memengaruhi seseorang.
4.
Tanda
Koma (,)
Ada beberapa fungsi dari tanda koma (,)
yang cenderung ditemukan dalam percakapan ataupun kalimat sehari-hari.
Berikut ini adalah pemakaian dan penulisan
tanda koma (,) yang tepat dalam bahasa Indonesia.
a. Menjadi
pemerinci dalam sebuah kalimat yang memiliki subjek, objek, maupun keterangan
yang lebih dari dua. Pemakaiannya selalu berada di akhir kata yang dirincikan.
Khusus pada kata terakhir, pastikan (,) berada
sebelum dan maupun atau yang menjadi kata hubung.
Contoh: Ibu
membeli ayam, telur, sayuran, dan bumbu dapur di pasar.
b. Menjadi
pemisah antara anak kalimat yang letaknya berada mendahului induk kalimat.
c. Menjadi
pemisah antara petikan kalimat langsung dengan kalimat utama. Jika petikannya
berada belakang pengujar, tanda koma (,) diletakkan sebelum petikan langsung.
Namun, jika petikan kalimat langsungnya mendahului pengujar, tanda koma (,)
diletakkan di akhir petikan, sebelum tanda kutip (“).
Contoh:
Melihat Andy tiba di rumah dengan kondisi basah kuyub, ibu
lantas berkata,“Kamu pasti tidak bawa payung.”
“Kamu
pasti tidak bawa payung,” kata ibu saat melihat Andy tiba di rumah dengan
kondisi basah kuyub.
d. Menjadi
pemisah antara nama dengan gelar.
Contoh: Akhirnya,
ia berhasil menjadi sarjana dan kini ia bergelar Ayuningtias, S.E.
e. Menjadi
pemisah nama pengarang yang dibalik pada daftar pustaka.
Contoh: Christian, Diego.
2016. Kepada Gema. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
f. Menjadi
pembatas antara satu keterangan dengan keterangan lain yang ada di catatan
kaki.
Contoh:
Sutan Takdir Alisjahbana, Tata Bahasa Baru Bahasa
Indonesia, (Jakarta: Pustaka Rakyat, 150), hlm. 20.
g. Mengapit
keterangan tambahan di dalam kalimat.
Contoh: Pria
yang hampir berusia 80 tahun tersebut, Pak Kusnan, rutin berjalan pagi
keliling kompleks tiap harinya.
5.
Tanda
Titik Dua (:)
Meskipun jarang ditemui
pada kalimat sehari-hari, kenyataannya tanda baca yang satu ini masih penting
digunakan dalam beberapa tipe tulisan, seperti berikut ini.
a. Dipakai
untuk membatasi antara sebuah keterangan dengan rinciannya.
Contoh: Menjelang
tahun ajaran baru, ibu sibuk membelikan kamu perlengkapan
sekolah: seragam, sepatu, peralatan tulis, juga tas.
b. Dipakai
dalam dialog pada naskah drama yang membatasi antara pengujar dan kalimat yang
diucapkan.
c. Dipakai
sebagai batas antara penerbit dengan kota penerbit dalam daftar pustaka.
d. Dipakai
sebagai pembatas keterangan dalam tulisan yang bersifat laporan.
Contoh:
Nama :
Tempat Tangga
lahir :
Alamat :
6.
Tanda
Titik Koma (;)
Pada dasarnya, tanda baca
yang satu ini bersifat hampir sama dengan tanda koma (,) di dalam kalimat.
Namun, titik koma (;) baru digunakan jika ada dua penempatan tanda koma (,)
yang salah satunya bersifat lebih tinggi daripada yang lain. Contohnya
pada kalimat majemuk yang
memiliki rincian di dalamnya.
Contoh: Sebelum pergi berlibur; aku sudah
menyiapkan berbagai perlengkapan yang dibutuhkan, mulai dari pakaian, tiket
hotel, kamera, sampai peralatan mandi.
7.
Tanda
Hubung (-)
Tanda baca yang satu ini
juga termasuk yang sering dijumpai penggunaannya dalam kalimat sehari-hari.
Berikut ini adalah kondisi-kondisi yang membaut tanda hubung harus dicantumkan
dalam sebuah kalimat.
a. Dipakai
sebagai penghubung antara kata-kata yang mengalami pengulangan.
Contoh:
Anak-anak bermain di taman hingga menjelang senja.
b. Dipakai
sebagai penghubung antara imbuhan Indonesia dengan kata asing.
Contoh: Riasan
wajahnya begitu rapi karena di-make up langsung oleh perias
profesional.
8.
Tanda
Petik (‘…’)
Ada dua pemakaian tanda
petik yang penting dalam kalimat di bahasa Indonesia, seperti berikut ini.
a. Dipakai
mengapit istilah yang maknanya bersifat konotatif atau tidak sebenarnya.
b. Dipakai
untuk mengapit makna kata yang memang dicantumkan dalam kalimat.
9.
Tanda
Kutip (“…”)
Tanda baca yang satu ini
sebenarnya adalah penggunaan ganda dari tanda petik. Hanya saja, fungsinya jauh
berbeda dari tanda petik.
Beberapa pemakaian tanda
kutip (“…”) yang tepat kalimat di bahasa Indonesia adalah sebagai berikut.
a. Dipakai
untuk mengapit judul rubrik, judul makalah, bab buku, atau judul karangan lain
yang berlum diterbitkan.
Contoh: Skripsinya
berjudul “Analisis Perbandingan Dongeng-dongeng Nusantara dengan Cerita
Rakyat dari Negara Lain”.
b. Dipakai
sebagai pengapit kalimat langsung.
Contoh: Pak
RT menyampaikan, “Mulai bulan depan, besar iuran kebersihan akan
ditingkatkan menjadi dua kali lipat daripada semulai.”
10. Tanda Garis Miring (/)
Sering dianggap sebagai
tanda baca yang kurang formal, sebenarnya garis miring (/) punya peran penting
dalam persuratan, yaitu menjadi pembatas dalam nomor surat. Selain itu, pada
dasarnya fungsi tanda baca ini adalah menggantikan kata tiap.
11. Tanda Kurung (( ))
Tanda
kurung adalah tanda baca yang
digunakan secara berpasangan (kurung buka dan kurung tutup) untuk memisahkan
atau menyisipkan teks ke dalam teks lain.
Ada empat jenis tanda
kurung, yaitu
a. tanda
kurung/kurung lengkung (round brackets): ( )
b. tanda
kurung siku/kurung tegak (square brackets): [ ]
c. tanda
kurung kurawal (curly brackets): { }
d. tanda
kurung sudut (angle brackets): < >
Dalam bahasa Indonesia,
istilah tanda kurung saja merujuk pada tanda kurung lengkung.
Dalam bahasa Inggris,
istilah bracket umumnya merujuk kepada keempat jenis tanda kurung
tersebut, meskipun di Amerika Serikat,
istilah bracket secara spesifik digunakan untuk tanda kurung siku.
a. Mengapit
keterangan atau penjelasan.
Contoh:
Bagian Perencanaan sudah selesai menyusun DIK (Daftar Isian Kegiatan) kantor
itu.
b. Mengapit
keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan.
Contoh:
Sajak Tranggono yang berjudul "Ubud" (nama tempat yang terkenal di
Bali) ditulis pada tahun 1962.
c. Mengapit
huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan. Contoh: Pejalan
kaki itu berasal dari (kota) Surabaya.
d. Mengapit
angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.
Contoh:
Faktor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b) tenaga kerja, dan (c) modal.
Sedangkan tanda kurung
siku digunakan untuk:
a. Mengapit
huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau
bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan
atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli.
Contoh:
Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.
b. Mengapit
keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.
Contoh:
Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat
halaman 35-38]) perlu dibentangkan di sini.
Penggunaan tanda kurung
kurawal (disebut juga tanda kurung besar atau akolade) dan tanda kurung sudut
(kadang disebut juga tanda kurung lancip atau tanda kurung bersudut) tidak
diatur dalam pedoman EYD.
12. Tanda Elipsis (...)
Tanda elipsis (bahasa Yunani: ἔλλειψις,
élleipsis, "penghilangan") adalah tanda baca yang
biasanya menandai penghilangan sengaja suatu kataatau frasa dari
teks aslinya. Tanda ini dapat menunjukkan jeda pada pembicaraan, pikiran yang
belum selesai, atau, pada akhir kalimat,
penurunan volume menuju kesenyapan (aposiopesis).
Simbol untuk tanda elipsis adalah rangkaian tiga tanda titik (...)
atau suatu glif yang
berupa tiga bintik (…).
a. Dipakai
dalam kalimat yang terputus-putus.
Contoh:
Kalau begitu ... ya, marilah kita bergerak.
b. Menunjukkan
bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan.
Contoh:
Sebab-sebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.
13. Tanda Penyingkat atau Apostrof (‘)
Tanda
penyingkat atau apostrof adalah tanda baca pada bahasa yang
menggunakan alfabet Latin atau alfabet tertentu
lainnya. Menurut Oxford English Dictionary,
kata apostrof berasal dari bahasa Yunani ἡ
ἀπόστροφος [προσῳδία] (hē apóstrophos [prosōidía], "peniadaan bunyi dalam
ucapan"). Tanda ini mirip dengan penutup tanda petik tunggal
dan juga dengan simbol prima,
meskipun memiliki fungsi yang berbeda. Menurut pedoman EYD, tanda penyingkat
menunjukkan penghilangan bagian kata atau
bagian angka tahun.
Misalnya:
Ali
'kan kusurati. ('kan = akan)
Malam
'lah tiba. ('lah = telah)
1
Januari '88 ('88 = 1988)
Pengidentifikasian
Tanda untuk Keperluan Lain yang Terdapat pada Keyboard
1.
Tanda
Et (@)
Tanda et (@), juga
disebut a
keong, ampersat, apetail, arroba, atmark, simbol
et, et komersial atau ekor monyet, secara resmi merupakan
singkatan untuk akuntansi dan istilah faktur komersial
"pada penilaian" (misalnya, 7 widget @
$ 2 = $ 14). Dalam tahun-tahun belakangan ini maknanya telah berubah juga
berarti "at" (baca: et—di, pada), terutama dalam alamat surel.
Semakin hari, @ juga telah digunakan sebagai awalan untuk nama pengguna
(misalnya @ namapengguna) di situs sosial, hanya sebagai tambahan teks untuk
mengarahkan perhatian mereka atau menunjukkan atribusi / link, di forum-forum
dan sebagainya; atau digunakan agar parser situs akan mendeteksi dan
memberitahu orang yang menggunakan bahwa nama pengguna referensi, seperti
di Twitter dan Facebook (meskipun
deskripsi itu kini secara otomatis mendeteksi nama pengguna tanpa simbol
tersebut).
2. Tanda Garis Miring Terbalik (\)
Tanda garis miring
terbalik (\) adalah tanda tipografi (mesin terbang)
yang digunakan terutama dalam komputasi dan
merupakan cerminan dari
umum slash (/). Dalam Unicode, karakter
ini disandikan U + c 005 \ REVERSE SOLIDUS (HTML \).
Tanda ini digunakan
untuk:
a. Bahasa
komputer
Sering
dikenal dengan istilah hack, whack, escape (dari C/UNIX), reverse
slash, slosh, downwhack, backslant, downhill, backwhack,
dan kadang kala juga, bash, reverse slant, serta reversed
virgule.[1][2] In
Unicode, it is encoded at U+005C \ reverse
solidus (HTML: \).
b. Referensi
Contoh:
3. Tanda Persen (%)
Dalam matematika, persentase atau perseratus adalah
adalah sebuah angka atau perbandingan (rasio) untuk menyatakan pecahan dari
seratus. Persentase sering ditunjukkan dengan simbol "%". Persentase
juga digunakan meskipun bukan unsur ratusan. Bilangan itu
kemudian diskalakan agar dapat dibandingkan dengan seratus. Sebagai contoh, 4
orang dosen sedang
mengawas ujian di kampus,
3 dari mereka tak berkacamata,
dan 1 orang berkacamata. Persentase dosen tak berkacamata adalah 3 dari 4 = 3/4
= 75/100 = 75%, sementara dosen berkacamata adalah 1 dari 4 = 1/4 = 25/100.
a.
Sejarah
Dahulu pada saat
zaman Romawi Kuno, jauh sebelum munculnya sistem desimal yang
memungkinkan menuliskan angka dengan ada angka di belakang koma, perhitungan
untuk angka-angka tertentu sering di buat dalam fraksi-fraksi kelipatan 1/100.
Di zaman romawi kuno dikenal adanya pajak lelang yang dihitung sebesar 1/100
dari nilai lelang yang dikenal dengan nama centesima rerum venalium.
Perhitungan ini mirip dengan istilah persen yang kita kenal pada komputasi
modern. Pada abad-abad berikutnya, istilah pembagi 1/100 ini kemudian sering
digunkan dalam berbagai penghitungan. Ia digunakan untuk mencari bagian dari
sebuah bagian besar. Di akhir abad ke-15 persen sudah umum digunakan pada
berbagai laporan seperti laporan laba rugi, suku bunga, penjualan, dan
lain-lain. Pada abad ini pula penulisan persen mengalami perubahan. Dulu
dituliskan dengan kata "percento" kemudian kata "per"
digantikan oleh tanda miring "/" dan cento digantikan oleh dua tanda
nol (0) yang kemudian kita kenal luas simbolnya persen sebagai "%".
b.
Penggunaan
Persentase amat berguna
karena orang dapat membandingkan hal yang tidak sama angkanya.
Sebagai contoh, nilai ujian sering menggunakan persentase, sehingga orang dapat
membandingkan nilai tersebut meskipun jumlah pertanyaannya berbeda.
4.
Tanda
Gelombang atau Tilde (~)
Tilde (˜ atau ~)
adalah suatu grafem dengan
beberapa fungsi. Namanya berasal dari bahasa Latin titulus yang
berarti suatu judul atau tulisan di bagian luar sesuatu. Simbol ini
awalnya digunakan di atas suatu huruf sebagai
sebagai tanda pemendekan. Tilde kemudian mendapat beberapa fungsi lain sebagai
tanda diakritik atau satu huruf sendiri. Sebagai
suatu huruf sendiri (terutama dalam leksikografi),
tilde digunakan pada kamusuntuk
menggantikan sublema yang terdapat dalam
deskripsi kamus atau dalam contoh penggunaannya.
5. Tanda-Bunyi Topi atau Sirkumfleks (^)
Tanda-bunyi
topi atau sirkumfleks ( ˆ ) (sering salah disebut
dengan istilah caret atau pangkat yang
bentuknya mirip - ^)
juga disebut dengan "topi", adalah sebuah tanda diakritik yang
digunakan dalam bahasa-bahasa Kroasia, Prancis, Frisia Barat, Esperanto, Norwegia, Romania, Slowakia, Vietnam, Romaji, Welsh, Portugis, Italia, Afrikaans, Turki, bahasa Persia yang
diromansasi, dan beberapa bahasa lainnya.
Istilah ini berasal
dari bahasa Latin circumflexus (melengkung)—terjemahan
dari bahasa Yunani περισπωμένη
(perispomeni).
6.
Tanda-Sama
Dengan (=)
Ditemukan oleh ahli matematika Inggris Robert Recorde pada
1557, dengan pemikiran seperti ini (dalam bahasa Inggris kuno) “I will settle
as I doe often in woorke use, a paire of paralleles, or Gmowe [i.e., twin] lines
of one length, thus : , bicause noe 2 thynges, can be more equalle.” atau
terjemahannya: “Aku akan menggunakan tanda ini seperti biasanya, sepasang garis
sejajar, atau kembar dengan panjang yang sama, karena tidak ada dua hal lagi
yang bisa lebih sama dengan dua garis sejajar ini.” Tanda sama dengan asli
temuan Robert setidaknya 5 kali lebih panjang dari yang kita kenal sekarang.
7.
Tanda Ampersand (&)
Simbol ini adalah bentuk stilir dari “et” dalam bahasa Latin
yang berarti “Dan.” Tanda ini ditemukan oleh Marcus Tullius Tiro, seorang
penulis dari abad pertama di Roma. Nama Ampersand baru diberikan setelah 17
abad kemudian. Pada awal 1800-an, murid sekolah belajar simbol ini sebagai
huruf ke 27 setelah Z, tapi masih tanpa mana. Jadi di awal 1800-an ini mereka
belaar ABC dengan “and per se, and” yang berarti “&” dan kemudian karena
saking cepatnya dibaca, akhirnya menjadi “ampersand”
8.
Tanda Pagar (#)
Nama aneh untuk tanda penomoran ini datang dari kata
“Thorpe”, kata dalam bahasa Normandia Kuno untuk desa atau tanah pertanian yang
sering ditemui dalam bahasa Inggris untuk nama tempat. AWalnya digunakan untuk
pembuatan peta, yang berarti desa yang di kelilingi delapan pertanian. Karena
delapan (octa) dan pertanian (thorpe), maka muncul nama ini, Octothorp
9.
Tanda Dollar ($)
Pemerintah Amerika baru menerbitkan uang mereka sendiri pada
1794, dan pada waktu itu masih menggunakan mata uang dunia lama – peso – atau
Dollar Spanyol. Koin 1 Dollar Amerika pertama persis sekali seperti uang Peso
Spanyol, baik berat maupun nilainya, jadi mereka mengambil singkatan yang sama:
Ps. Makin lama perkembangannya, huruf P ditulis menimpa S, dan kemudian mulai
lingkaran diatas P tadi dibuang, jadi hanya huruf S yang ditimpa dengan garis
vertikal.
10. Tanda-Garis Bawah
(_)
Garis
bawah (bahasa Inggris: underscore atau bahasa Inggris: underline)
adalah karakter yang awalnya ada dalam mesin ketik dan bertujuan memberi garis yang
berada di bawah teks tulisan. Biasanya dalam Microsoft Word huruf
U dengan garis di bawahnya. Teks yang bergaris bawah menandakan bahwa teks
tersebut mempunyai arti penting dari teks normal yang lain.
Nilai ASCII dari
karakter ini adalah 95. Dalam papan ketik standar,
tombol ini berada di sebelah angka 0.
Fungsi
Garis
bawah memiliki fungsi hampir sama seperti cetak tebal dan miring, ketika
teknologi komputer belum sepesat sekarang. Seperti kita ketahui, mesin ketik
generasi tua belum ada fasilitas cetak tebal dan miring.
Serangkaian underscore (seperti
[ __________ ]) biasanya digunakan untuk memberi tempat kosong yang akan diisi
dalam sebuah formulir.
11. Tanda Garis Vertikal (|)
Tanda
garis vertikal ini adalah lambang komputer yang sering digunakan dengan
berbagai fungsi dalam matematika, komputasi dan tipografi.
a. Dalam
matematika contohnya digunakan untuk menyatakan nilai mutlak yaitu |x| dan
untuk menyatakan determinan |A|.
b. Dalam
komputasi digunakan untuk menyatakan mekanisme komunikasi dalam proses
input-output komputer, misalnya grep
-i 'blair' filename.log | more
12. Tanda Tambah (+)
Tanda
tambah digunakan dalam matematika untuk persamaan penjumlahan.
13. Tanda Kurang (-)
Tanda
Kurang digunakan dalam matematika untuk persamaan penjumlahan.
14. Tanda Bagi ((:) atau (/))
Tanda
Bagi digunakan dalam matematika untuk persamaan pembagian.
15. Tanda Bintang (*)
Tanda
Bintang digunakan untuk menunjukkan catatan atau keterangan.
Contoh:
Dapatkan
gelas gratis*
*syarat
dan ketentuan berlaku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar